On pregnancy
Seperti selayaknya ibu baru, we are very
exciting on welcoming the bump. Saking excitednya, kebanyakan juga jadi
overprotective, bukan hanya si bumil tapi juga suami, keluarga dan orang di
sekitarnya. Kalo dari bumilnya sendiri, dari yang ganti semua bahan makanan
jadi organic, stop minum kopi dan teh, gak mau naik tangga even cuma beberapa
anak tangga dan ada juga yang sampe ganti-ganti Obgyn karena entah itu gak puas
sama dokternya atau bete karena setiap USG, muka anaknya kurang jelas terlihat
(what?! Tapi ada loh, ada!). Begitu juga dengan suami dan ORANGTUA serta MERTUA
yang overprotektif banget apalagi menyangkut cucu pertama! Hyuuuk… Ditambah,
se-modern apapun orang Indonesia, tapi tetep aja masih percaya mitos yang gak
ada penjelasan medisnya sama sekali. Misalnya:
- Gak Boleh Minum Aer Es: karena takutnya baby-nya jadi gendut (zz)
- Gak Boleh Pake Minyak Kayu Putih: karena takut baby-nya kepanasan (zzz)
- Gak Boleh Makan Kepiting: karena takut baby-nya pas lahir gak mau diem (zzzz)
- Harus Banyak Minum Air Kelapa: biar pas lahir baby-nya putih (zzzzzzzzzzzzzzzz)
Tapi yaudahlah, aturan macam itu cukup
direspon dengan senyuman lebar aja, karena gimana pun juga para tetua ngomong
gitu karena terlalu sayang sama sang jabang bayi (bayinya aja kok, ibunya
disayang bapaknya aja cukup hahaha).
On Pregnancy and Post-Maternal Ceremony
Kalo disuruh ngejabarin upacara perayaan
dalam penyambutan jabang bayi di Indonesia sih gw nyeraaaah, secara kan ada 34
provinsi dan each of them has their own culture, so there is a loooooooooooot
of ceremonies. Untuk gw sendiri, dari hamil sampai melahirkan gak pernah
melakukan acara adat apapun, cukup melakukan pengajian 4 bulanan dan akikah
ketika berumur 40 hari secara sederhana ajaah. But still, it was very sacred to
us. Tapi ini cukup membuktikan sih, orang Indonesia itu senang dengan berbagai
perayaan, ada yang menjalaninya karena pengen nerusin budaya leluhur, tapi ada
juga yang melakukannya just to embrace the happiness.
And about...
Safety:
terutama car safety, gw rasa awareness ibu-ibu Jakarta masakini udah
cukup tinggi dengan pakein carseat untuk bayi / toddler mereka (walaupun pada
prakteknyaaaa, emaknya mesti banget ikutan duduk di belakang trus klo cranky
ujungnya juga dipangku zzz yang penting usaha yee kan). Tapi sayangnya justru
dari pemerintah belum ada peraturan yang mengharuskan bayi/balita/batita untuk
duduk di carseat ketika orangtuanya mengendarai mobil.
Eating habit: gw gak paham sih ini gw doang yang ngerasa atau emang seluruh ibu-ibu Jakarta masakini kasih anaknya only organic foods. Sejak merebaknya selebgram dengan lifestyle mereka yang super healthy, kayaknya jadi berefek sampe ke baby foods. Mudah-mudahan bukan cuma latah semata yaa, tapi memang krn efeknya yang baik untuk kesehatan. Kalo untuk menu makanan, gw rasa anak Indonesia sih dikasih apaan juga doyaaan, karena basically kita terbiasa dengan jutaan jenis masakan Indonesia yang punya berbagai rasa. Jadi gak ada patokan tertentu sih. And of course, our kids loves rice just like us :p
School: sebagian ibu-ibu masakini yang
gw kenal percaya semakin muda anak sekolah semakin pintar anak nantinya. Tapi
gw sih enggak *dimusuhin geng busui* kalo gw merasa anak kecil yaaa kerjaannya
emang cuma main dan dari main itu lah mereka belajar, kalo merasa kurang
stimulasi yaa tinggal sering-sering aja ortunya bikin sensory play pake bahan
sehari-hari yang murah meriah lalu bisa ditambah sering diajak ke tempat
outdoor. Walaupun gak salah jugaa sih ibu-ibu yang masukin anak mereka sekolah
bahkan sebelum anaknya berumur 2 tahun, apalagi klo ditunjang dengan financial
yang memang mencukupi (lagi – lagi duiiiit, ketauan deh alesan aslinya gw
huehuehue).
Playground: Ini bagian yang cukup
memprihatinkan. Playground yang mumpuni di Jakarta kynya memang kurang banget
yaaa dibandingkan dengan jumlah anak Jakarta. Kadang klo udah mati gaya bosen
nge-mall, bingung juga sih harus kemana. DI deket rumah sih ada, tapi yaa
gituu, jauh banget dari kata terawat, bahkan gak jarang di jadiin tempat
pacaran para alay zzz. Mudah-mudahan kesadaran pemerintah akan pentingnya waktu
bermain untuk anak semakin tinggi, dan makin banyak juga dibangun
playground-playground kece di segala penjuru kota. Jadi jangan salahin para
orangtua juga sih klo ujung-ujungnya ngajak anak ke Mall tiap weekend.
Sopan Santun: Gak usah ditanya deh yaa
soal ini, anak Indonesia dari kecil memang udah diajarin harus mengedapkan
sopan santun. Mulai dari cium tangan orang yang lebih tua, gak boleh berisik
ketika makan, gak boleh membantah orangtua dsb. Tapi dibalik sisi sopan santun
seperti itu, anak-anak jadi cenderung takut menyampaikan pendapat, tidak boleh
memilih apa yang mereka suka karena mostly segala keputusan ada di tangan orangtua.
Walaupun gak semua, tapi klo diperhatiin sih sebagian besar masih menganut
paham parenting seperti ini.
Sebenernya sih masih banyaaak, tapi udah
mulai capek nulis dan udah mau jam pulang kantor (ketauan kan hari ini magabuts
hahaha). Yaa apapun itu, harus keep in mind klo perlakuan tiap orangtua ke
anaknya bisa aja berbeda-beda, tapi semuanya pasti baik dan disesuaikan dengan
keadaan anak serta lingkungan di sekitarnya. Baiklaaah sekian buibuuuu, Happy weekeeeend!
Gw juga abis baca tuntas seriesnya yang motherhood around the world dan yg tergengges, disetiap postingannya pasti ada olshop indo jualan.. Pake bahasa infonesia pulak.. Pengen copot pala berbi #salahfokus
BalasHapus