Langsung ke konten utama

Persiapan Trip ke Jepang


Hello Blog! Akhirnyaaaa nulis lagi :)

By the way, beberapa hari yang lalu keluarga kicik baru aja pulang dari Jepang! Yeaay! Alhamdulillah salah satu wishlist traveling terpenuhi sudah, walaupun sebenernya baru Tokyo ajaaa belom sampe Kyoto, Osaka maupun Hokkaido *ngelunjak* tapi tetep bersyukur bangeeet dikasih kesempatan untuk plesir kesana. And it was emezinggg trip! So, ketebak lah yaaah beberapa postingan gak bakalan jauh jauh dari soal Jepun heuheu. Postingan pertama bakalan tentang persiapan travel ke Jepang (dan tips traveling dengan anak). So, here we goooo!

1. Cari Tiket Murah: Nah, yang paling pertama banget kita hunting adalah tiket murah! Karena ini pertama kalinya Athira bakal naik long-haul flight, jadinya kudu banget cari flight yang direct biar gak capek dijalan. Alternatifnya cuman dikit banget yaitu Garuda Indonesia dan Japan Airlines. Kalo beli normal price harganya di kisaran 8-9 juta return, alhasil harus rajin banget mantengin promo dan dateng ke travel fair. Hasilnya, not bad, kita berhasil dapetin tiket promo 5,8jt return  di travel fair AEON (booth HIS Travel); dan baru tau juga ternyata HIS memang salah satu spesialis travel ke Jepang.

2. Booking Penginapan: Setelah pergumulan panjang nyari penginapan murah dan nyaman, akhirnya kita memilih untuk gak nginep di hotel tapi di apartement aja via Airbnb dengan harga kurang lebih IDR 5.500.000 untuk 8 malam (and got free wifi portable, yeay!). Untuk hotel dengan harga segitu, udah dipastikan cuma dapet kelas kapsul hotel hiks! Apalagi untuk area Shinjuku yang memang dikenal sebagai pusat transportasi ke berbagai wilayah Jepang. Kalau mau yang lebih murah lagi bisa hunting di daerah Asakusa, Akihabara atau Ueno.

3. Siapkan Itinerary Perjalanan: Berbekal pengalaman kita berdua backpackeran di Eropa dulu, untuk perjalanan ke Jepang ini kita gak menggunakan jasa travel alias solo traveling. Walaupun lebih ribet tapi poin plusnya adalah lebih murah dan kita bisa bebas menentukan tujuan serta durasi kunjungan kita. Gak perlu diburu-buru pas lagi euforia di Disneyland atau malahan bosen nungguin rombongan buibu kelebihan uang jajan belanja *padahal ngiri. Untuk solo travel, wajib banget punya Peta kota, Peta MRT dan download aplikasi transport seperti Hyperdia, seriously we owed them a lot! Untuk peta sebaiknya jangan ngandelin aplikasi atau google map, karena sesungguhnya batere gadget kita suka mendadak koit disaat kita bener-bener butuh pencerahan ketika nyasar. Itinerary-nya sendiri dibuat se-santai mungkin mengingat kita travel bareng anak kicik yang suka tiba-tiba cranky. Itinerary ini juga nantinya akan dibutuhkan ketika mengajukan permohonan visa.

4. Apply Visa: Dengan alasan males bolak balik ke kedutaan, kita menggunakan jasa pengajuan visa di HIS travel dengan harga IDR 400.000 / orang, klo apply sendiri ke kedutaan harganya sekitar IDR 330.000 / orang. Kalau memang dokumennya lengkap, ternyata cepet juga kok jadinya :) salah satu ketakutan terbesar adalah di reject karena kurangnya dana di rekening. Solusinya adalah pastikan jumlah dana di rekening kita sesuai dengan itinerary dan jumlah hari kita di Jepang. Jadi misalnya ky gw yang hanya akan menetap di Tokyo, 1 orang cukup dihitung IDR 1.000.000/hari. Tapi kalau misalnya ada rencana bepergian ke beberapa kota, pastikan setidaknya ada IDR 2.000.000 x jumlah hari, di rekeningmu. Kalau rasanya masih kurang PD dan takut ditolak, yaa lebih baik apply e-passport saja sebesar IDR 660.000 yang akan mendapat durasi bebas visa selama 14 hari (tapi harus tetap mengajukan surat konfirmasi visa ke kedutaan ya).
ing skip
5. Beli Tiket Disneyland dan Kereta: Ketika visa sudah diapproved, langkah selanjutnya adalah booking ticket untuk destinasi turis dan transportasi disana. Karena males antri, jadi kita beli tiket Disneyland di HIS travel juga dan bagi yang ingin mengelilingi seluruh wilayah Jepang, sangat diajurkan untuk membeli JR Pass, yang hanya dapat dibeli sebelum tiba di Jepang. Harganya sekitar IDR 3,500,000 per orang dan jika beli di HIS travel, untuk pembelian JR Pass akan mendapatkan free rental portable wifi. Tapi untuk kita sendiri karena hanya akan menetap di Tokyo, jadi kita memutuskan untuk menggunakan Tokyo Day Pass sebesar IDR 120.000 / hari / orang untuk penggunaan transport subway ke seluruh wilayah Tokyo. Lalu dikombinasikan dengan Tokyo Wide Pass IDR 1.200.000 / orang / 3 hari untuk jadwal perjalanan kita ke Gunung Fuji, Disneyland dan tadinya mau ke Gala Yuzawa tapi batal. Tiket tersebut dapat digunakan untuk kereta JR ke seluruh wilayah Kanto. Untuk anak dibawah 4 tahun, di seluruh tourist attraction dan transportasi di jepang masih KHRATISSS! *elus dompet*

8. Please Note The Transportation Mode: Nah! salah satu yang bikin kebanyakan turis nyasar di jepang (apalagi klo domisilinya di kota besar) adalah karena di Jepang ada beberapa moda transportasi yang sangat variatif dan berbeda kepengurusan; pemerintah, swasta dan pemerintah yang bekerjasama dgn swasta. Otomatis ketika beli semacam Tokyo Pass kadang ternyata skip ada beberapa jalur yang gak termasuk. Jadi sebelum menentukan mau beli Pass seperti apa, memang sangat penting untung menentukan itinerary sebelum keberangkatan. Jangan sampe niatnya mau irit dengan beli JR Pass, eh taunya malahan rugi karena kita ternyata cuma mau stay di satu wilayah.

7. Biaya Hidup di Jepang: Iya sih, mahal! (mahal ukuran gw yaaah, bukan Dian Sastro) :p Setelah dihitung-hitung biaya sekali makan di jepang sekitar 200rb - 250rb untuk bertiga, itu juga makan di restoran semacam tenya, sukiya dan yoshinoya gitu, not even a fancy restaurant.  Jadi dalam sehari bisa habis 600rb - 750rb untuk makan ajaa *senyum miris* kalo baca di blog-blog backpacker sebenernya bisa aja push budget dengan beli makan di convinient store, tapiiiii mengingat gw bawa bocah, kan gak mungkin yaa dikasih makan ber-pengawet dan ber-natrium tinggi mulu hehe trus space duduknya juga ribet mesti cari lagi dan udara lg gak bersahabat pula. Jadi daripada jadi sembelit dan gak fit, yaudahlah yaa keluar ongkos dikit, toh buat kesehatan kita sendiri :) mungkin bisa diakalin di sarapannya, dengan beli roti/onigiri/snack ringan di convinient store ketika malam kita pulang, karena setelah jam 8 malam harga roti suka diskon 50%  :D lumayan banget buat sarapan besok paginyaa, apalagi apartment kita dilengkapi microwave *oh how I loveeee airbnb*

Yaudah sih itu aja persiapannya hehe, sisanya yaa persiapan seperti baju, obat-obatan maupun makanan ringan. Dari kita bertiga, udah ketebak lah yaa siapa yang bawaannya paling segambreng (padahal paling kicik). Karena mikirnya takut aja anak kicik gak segampang kita adaptasi di Jepang nanti, jadi ada beberapa items yang kudu dibawa dari Indonesia, yaitu;
- Pakaian! (yaiyalah) Cuaca di Tokyo kemarin sekitar 1-5 derajat celcius, jadi banyak bawa sweater, kaos heatech nya Uniqlo, Jaket Winter, kaos kaki, topi dan sepatu boots wajib
- Susu, jika anak sudah berumur 2 tahun / tidak lagi ASI, maka disarankan bawa susu bubuk saja jangan UHT, karena..... berat bok!
- Pampers, biar gak ribet di hari-hari pertama
- Obat - Obatan (demam, flu, batuk dan diare) dan Termometer
- Botol Susu dan Tempat Makan Minum Tupperware, berguna banget untuk "bungkus" makanan ketika anak belum laper amat, karena ketika traveling biasanya kita bakal asal masuk resto aja klo laper, lalu bocahnya masih tidur, daripada dibangunin cranky yaudah bungkus aja buat dimakan nanti. Tempat minumnya untuk isi air minum di water station heuheu! *hidup hemat*
- Bawa Snack dan Lauk Kering seperti tempe kering atau abon. 
- Stroller lengkap dengan bantal kecil dan selimut. Aselik! Gak tau deh apa jadinya travel tanpa stroller. Sebaiknya pake stroller yang bisa direcline sampe tiduran, karena BERGUNA banget untuk me-recharge anak kita dengan sempurna (istilah kerennya mah 'tidur sambil ngelempengin badan'). Dalam sehari jalan-jalan athira bisa tidur 2 kali di stroller (karena enak kali yak dingin). Jadi kebayang kan klo harus gendong-gendong sambil ngejar kereta. 
- Mainan atau GADGET andalan muahahahaha! Maaf yaa klo traveling kadang emang suka lemah iman, pulang jalan-jalan udah kuyuuu banget tapi anak masih seger buger, yaaa apalagi solusinya selain kasih mainan atau gadget biar dia anteng gak cranky minta ini itu hehe. Peace! 

Yap! That's All, semoga membantu informasinyaaa, siapa tau ada yang mau ajak baby / toddler nya jalan-jalan ke Jepun... Ditunggu yaa episode jalan-jalannyaaa! :)

Komentar

  1. mbak, mau numpang tanya

    ketika melewati imigrasi di jepangnya gimana ya ? apa sulit dan ditanyai macam2

    saya baca di artikel mbak di atas pakai airbnb alias sewa apartemen yg notabene bukan penginapan resmi seperti hostel / hotel pada umumnya

    mohon info

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi Mbak,

      ketika melewati imigrasi alhamdulillah sangat cepat dan mudah bahkan kalau saya sih tidak ditanya apa-apa :) asal kitanya juga mungkin gak menunjukan gelagat aneh-aneh kali yaa

      untuk penginapan via airbnb juga tidak masalah mbak, asal kita memang sudah booking lalu menginformasikan nama pemilik apartemen, alamat lengkap serta kontak yang bisa dihubungi, ketika apply visa.

      Semoga berhasil yaa :D

      Hapus
  2. Hallo mbak..kmrn waktu apply visanya berati pakai printan bookingan dari airbnb juga kan ya? Sy br prtama nyoba airbnb bwt k jpg nih. Makasii infonya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hi mbak mawar :) maaf baru balas... iya tinggal dilampirkan saja untuk bukti pembayaran airbnb nya saja. Sangat mudah dan cepat kok prosesnya jika dokumen lengkap.. semoga lancar ya

      Hapus
  3. Haii mba cynthia, salam kenal. Aku ovi dari Bogor.
    Mau tanya boleh ya ..
    Apply visanya berapa lama sebelum berangkat ke jepang? InsyaAllah saya rencana ke jepang akhir maret sampai awal April 2018. Masih 8 bulanan lagi tapi udah tegang duluan, karena sebelumnya udah pernah kesana tapi pakai jasa travel. kalau yang maret 2018 ga pakai jasa travel dan pertama kalinya bawa anak usia 3 tahun.

    Terimkasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mbak dwi :) maaf late reply bgt huhu... Saya apply visa via HIS travel, prosesnya sekitar 10 hari kerja. Tapi ada beberapa teman saya yang apply langsung ke kedutaan ternyata lebih cepat, hanya sekitar 5 hari kerja, harganya juga lebih murah hehehe semoga membantu yaa.. Saran saya sih apply sebulan sebelum berangkat saja supaya 'aman'

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Where Athira was Born: Kemang Medical Care

Sebulan setelah pernikahan, Alhamdulillah dikasih kepercayaan sama Allah untuk mengandung anak pertama kami. Kehamilannya bener - bener gak disangka, awalnya si bunda ngerasa demam dan gak enak badan alias pegel sekujur badan, terus berangkatlah sm si ayah ke dokter, sekalian di ceki ceki sana sini takutnya kena DBD karena demamnya udah berhari - hari. Eh bu dokternya malah ngomong "Selamat yaa pak, istrinya hamil" --- its like whaaaaaaaaaaaat?! bukannya kita ga seneng, tapi gak nyangka aja secara baru 2 minggu lebih nikah. Dan perjalanan pulang pun diisi dengan keheningan panjang *melongo sambil telen telen ludah* Dari awal kehamilan, kita selalu check up di Rumah Sakit Kawasan Bintaro yang sungguh tersohor itu (ya eyalaah cuma satu soalnya heuheu). Sebenernya si bunda udah cucok bgt sama rumah sakitnya, karena udah familiar banget secara dari brojol udah di Bintaro kaan, tapii.... gak cocok banget sama waktu nunggu dan dokternya (sebut saja mawar, udah lumayan senior n

Jalan-jalan Sore: AEON Mall, Serpong (BSD)

Salah satu resolusi setelah resign adalah: datengin tempat-tempat happening di hari biasa supaya sepi *cetek banget yaaa resolusinya* jadilah hari rabu yang lalu niat plesiran ke AEON Mall yang sungguh happening itu! Sebenernya udah pernah kesana pas weekend dan sungguh sangat kuciwaaa karena penuhnyaaaa amittt-amitt bangeeeet! Masuk Mall macet, cari parkir susah, cari restoran penuh semua, mau jalan rasanya sesek banget saking penuhnya orang. Pokoknya super gak nyaman and it was unpleasant experience. Dan ternyata jalan-jalan di AEON ketika hari biasa adalah syurgaaa duniaaa :) Semua jadi berasa keliatan bagus dan rapih jali, tentunya jadi bener-bener merhatiin segala perintilan di Mall dengan sungguh seksama. Bagussss yaa ternyata Mall-nya, I likeee! Buat pencinta budaya jepang, udahlah gak perlu ke jepang cukup ke AEON aja udah mirip kayaknya hahaha! Soalnya dari sebagian besar toko-toko, jualannya barang-barang buatan jepang, terus untuk restorannya sendiri 80% ad

Kelas Funletics di Sekolah Kembang

Well, sebagai orangtua dengan anak (yang kayaknya) yang memiliki kencenderungan seorang kinestetic learner, gw dan suami harus rajin-rajin cari aktivitas yang banyak melibatkan fisiknya Athira. Di umur 1-2 tahun, udah sering banget ikutan kegiatan sensory class dsb, tapi yaa gitulah merasa kurang maksimal. Pertama, karena anaknya gampang bgt ke distract sama anak lain dan mainan lain di sekitarnya. Kedua, kalo dilarang anaknya cepet cranky terus ngambek. Jadi kita memutuskan untuk melakukan segala stimulasi sensory di rumah aja sama bunda (cek #BelajarDiRumah yaa siss!), nah untuk kegiatan fisik baru deh cari di luar.