"Enjoy the little things, for one day you may look back and realize they were the big things" - Robert Brault
Setelah menikah dan punya anak, akhirnya menyadari klo jadi orangtua itu susah dan bikin stress. Iya susaaah dan bikin stress banget kalo gak tau ilmunya. Makanya paradigma "ngapain sih sekolah tinggi tinggi, klo ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga doang" harus dimusnahkan deh dari bumi ini hehehe. Karena jadi orangtua itu butuh ilmu dan usaha, jadi udah pasti harus pinter.
Besyukur sekali jadi orangtua di masa sekarang ini, dimana cari segala informasi sangat amat mudah, terutama tips dan trik parenting yang sangat membantu menjalani hari sebagai orangtua. Selain itu, kini juga banyak sekali komunitas yang merangkul para orangtua untuk menimba ilmu parenting. Salah satunya adalah Parenting Club (https://www.parentingclub.co.id/), setelah bergabung saya merasakan sekali manfaatnya. Untuk menstimulasi anak ternyata tidak bisa asal-asalan dan ikut-ikutan saja, harus disesuaikan dengan potensi dan kelebihan anak kita masing-masing. Di Parenting Club, tersedia fitur Smart Finder, dimana kita dapat mengetahui tingkat kepintaran anak yang paling menonjol, sehingga memudahkan kita untuk menstimulasi otak, fisik dan mentalnya lewat bermain dan belajar.
Rabu kemarin di Gastromaquia Senopati, saya mendapat undangan Gathering Parenting Club yang diadakan oleh Clozette Indonesia, senang sekali akhirnya bisa bertemu dengan para Mams hebat yang menginspirasi. Di acara ini, diadakan sharing session oleh Psikolog, Rosdiana dan Herfiza. Setelah mendengar pengalaman dari Mam Herfiza, jadi ngerasa ternyata saya gak sendirian yaa ngadepin kehebohan anak-anak setiap harinya hehe.
Mbak Rosdiana juga ngasih banyaaak banget tips parenting yang ternyata belum pernah dicoba hehe, aku coba share yaa disini:
- Idealnya si kecil bersekolah di umur 5 tahun - Sebaiknya anak dibawah 5 tahun lebih banyak diajarkan secara alami dirumah, latih motorik kasar terlebih dahulu (seperti olahraga, menari, melempar dsb), setelah itu baru ajarkan motorik halus seperti menulis. Dan ternyata proses sebelum mengajarkan anak menulis ada 3 tahapnya yaitu; anak harus bisa melempar, menuang / menumpahkan dan mencubit setelah itu idealnya anak baru diajarkan menulis.
- Hindari kata jangan - Jangan melarang anak tanpa alasan yang jelas, jika Mams terlalu malas untuk menjelaskan lebih baik dialihkan pada hal lain. Terlalu banyak melarang anak menjadikan anak penakut.
- Si kecil memiliki short memory dan suka mengulang - Harus extra sabar banget menghadapi fase ini hehehe. Jadi jangan heran anak suka lupa, misalnya kemarin dia tidak membuang makanan, setelah diberitahu dia mengerti, namun keesokan harinya dia kembali mengulanginya.
- Si kecil harus banyak bergerak - Terutama jaman sekarang, anak terlalu banyak terpapar gadget, jika terlalu sulit melarang anak bermain gadget. Silahkan menerapkan metode 21 yaitu 20 menit bermain gadget lalu 1 menit bawa anak ke teras / melihat jauh / berlari / bergerak bebas. Maksimal pemberian gadget dalam sehari adalah 1 jam.
- Biasakan untuk tidak berbicara menggunakan bahasa bayi pada anak - Walaupun dia masih bayi, ajarkan dia berbahasa yang baik dan benar
- Tidak perlu terburu-buru menstimulasi fase pertumbuhan anak - Tanpa disadari kadang kita merasakan adanya "persaingan" ibu-ibu dalam membesarkan anaknya. Hindari hal tersebut, biarkan anak berkembang sesuai dengan waktu dan kemampuannya masing-masing.
Di akhir session, mbak Rosdiana kembali mengingatkan kita. Bahwa pada usia 1-5 tahun adalah puncak kita sangat direpotkan sekali dengan anak, karena memang masanya mereka belum mampu mandiri. Namun rata-rata setelah anak memasuki usia Sekolah Dasar, biasanya mereka sudah sedikit lebih mandiri dan peran kita pun sedikit berkurang dalam mengasuhnya sehari-hari. Maka selagi bisa, nikmati saja peran kita dalam mendampingi si kecil di periode emasnya dan mensyukurinya di kemudian hari.
Saya baru paham bahwa motorik kasar semestinya diterapkan di muka.
BalasHapusAcara ini bener2 insifhtful
Salam kenal Mba Cynthia 😀
iyaaa aku pun baru tau :) hihi! iya bener2 nambah ilmu bgt, gak nyesel deh dari pagi udah ribet nitipin anak ke ortu hehehe... salam kenal juga mbak
HapusHai mba, moga bisa jumpa lagii.
BalasHapusLengkap ya😊 aku bisa bljr bnyk dari siniii..sambil menikmati peran
hi mbak suci, iyaaa semoga ada acara ky gini lagi yaa :) yaap sama2 belajar kitaa hehe
HapusAjarkan anak untuk selalu bergerak itu memang penting banget mba. Apalagi ada masanya :)
BalasHapusbener bgt :) btw salam kenal mbaaa
HapusTeori parenting yang tricky banget menurut aku adalah "menghindari kata Jangan untuk anak-anak." Kalo lagi inget pasti nggak pake kata Jangan, giliran lagi emosi keluar lagi deh kata jangannyaaa.. Weheheheee
BalasHapushahaha iyaaa bgt! kynya udah otomatis bgt bilang jangan ini jangan itu... semoga makin hari makin sabar yaa ngadepin hebriiingnya anak-anak :D
HapusSeneng mba sharing hari itu....bs belajar dari temen-temen semua. Bisa refresh ilmu juga....keep in touch mba
BalasHapusMenghindari kata jangan itu yang susah ya, padahal mau ga mau harus dipraktekkin ya demi kebaikan anak hikshiks. Terus untuk jangan masukin anak dibwah 5 tahun sudah terlanjur xixi, soalnya kalau si adek tahun depan lagi umurnya udah 5.6 tahun hehe emaknya udah ga sabaran inihhhh pengen anaknya sibuk sekolah aja haha. Salam kenal mbak
BalasHapus